
Pesisir Barat, Lensajurnalis.com– Rasa aman dan nyaman merupakan hak dasar setiap warga negara. Namun, hal itu tampaknya belum sepenuhnya dirasakan oleh warga Pekon Pemerihan, Kecamatan Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat. Selama kurang lebih dua tahun terakhir, masyarakat setempat harus hidup dalam keresahan akibat ulah orang tak dikenal (OTK) yang kerap mengintip rumah warga pada malam hari.
Peristiwa itu dialami salah satunya oleh Larasati, warga setempat yang rumahnya berulang kali diintip. Ia menuturkan, kejadian ini bukan sekali dua kali, melainkan terus berulang hingga menimbulkan rasa takut, apalagi ketika hanya ada perempuan di rumah.
“Sudah dua tahun begini, bang. Rumah saya selalu diintip orang tak dikenal. Bahkan pernah juga kehilangan uang dan barang. Tapi tidak ada tindakan sampai sekarang,” keluh Larasati kepada wartawan.
Dari video yang diterima wartawan ini, kejadian yang terekam kamera CCTV berdurasi 1 menit ini pada tanggal 14-09-2025 pukul 2:04 WIB terlihat jelas gerak gerik pelaku seorang laki laki sangat mencurigakan memasuki perkarangan rumah seorang warga.
Menurutnya, keluarga sudah pernah melaporkan persoalan ini kepada aparat pekon. Namun, bukannya mendapat perlindungan atau solusi, mereka justru mendapat jawaban yang mengecewakan.
“Waktu mama saya melapor, malah dibilang kami bukan warga pekon pemerihan, jadi masalah ini tidak dapat diselesaikan. Sedih sekali dengar jawaban seperti itu,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Padahal, kata Larasati, masalah keamanan seharusnya tidak dipandang dari sisi administrasi kependudukan semata. Setiap masyarakat berhak mendapatkan perlindungan hukum dan rasa aman, apalagi ketika sudah jelas ada peristiwa yang meresahkan.
Sejumlah pihak sempat menduga bahwa pelaku merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Namun, Larasati merasa ragu dengan asumsi tersebut, sebab pelaku terlihat bertingkah mencurigakan.
“Katanya sih ODGJ, tapi apa iya ODGJ selalu ngintip? Orangnya malah kelihatan seperti takut atau waswas, bukan seperti orang yang hilang kesadaran,” tambahnya.
Keraguan ini semakin menambah keresahan masyarakat, sebab belum ada kepastian siapa pelaku sebenarnya dan apa motif di balik aksinya. Selama dua tahun berjalan, keresahan itu terus menghantui warga Pekon Pemerihan.
Bagi sebagian masyarakat, ini bukan lagi sekadar gangguan kecil, melainkan persoalan serius yang menyangkut keamanan keluarga dan ketenangan hidup. Mereka berharap pihak aparat pekon maupun kepolisian dapat segera turun tangan melakukan penyelidikan dan penindakan. Jika benar pelaku adalah ODGJ, setidaknya perlu ada penanganan medis atau rehabilitasi.
Namun bila pelaku sehat, maka harus ada tindakan hukum yang jelas agar kejadian ini tidak berulang. “Jangan sampai nanti ada kejadian yang lebih besar, baru ada tindakan. Warga di sini sudah lama menunggu kejelasan,” pungkas Larasati. Hingga berita ini diterbitkan, pihak aparat pekon maupun kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait aduan warga tersebut.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar